Analisis Puisi Tahun 2000
Dosen
Pengampu: Wachid Eko Purwanto, S.Pd
Disusun Oleh :
1. Larissa
Amadea Pudyastuti
2. Aini Istiqomah
3 Niken Astuti
4 Ina Mufihat
5 Rifka
KELAS
: A
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
AHMAD DAHLAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan lahir dan batin kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Apresiasi Puisi ini
dengan baik dan tepat waktu.
Terima
kasih kepada bapak dosen pengampu mata kuliah Apresiasi Puisi, yang telah
menuntun dan membimbing kami dalam menyusun makalah ini dengan materi-materi
yang semoga dapat memberi manfaat kepada pembacanya. Amin. Ucapan terima kasih
juga kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah
“Ciri-Ciri Puisi Angkatan 2000 dan Pengarangnya”.
Tidak
ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan itu hanya milik Allah semata.
Begitu juga dengan makalah ini, baik dari segi isi, maupun dari segi penampilan
yang mungkin kurang sesuai ataupun tidak menarik pembaca. Untuk itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca untuk dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang ada di dalam makalah ini demi kesempurnaan tugas-tugas
makalah selanjutnya.
Yogyakarta, 19 Desember 2012
Penyusun
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sastra Angkatan
2000 atau sering disebut dengan sastra mutakhir (Dekade 90-an dan Angkatan
2000). Memasuki era Reformasi yang sangat anti KKN dan praktik otoriter, penuh
kebebasan ekspresi dan pemikiran, mengandung renungan religiusitas dan
nuansa-nuansa sufistik. Menampilkan euphoria menyuarakan hati nurani dan akal
sehat untuk pencerahan kehidupan multidimensional. Pada
masa angkatan 2000 ini banyak sekali muncul pengarang wanita. Mereka umumnya
menulis dengan ungkapan perasaan dan pikiran yang tajam dan bebas. Ada di
antara mereka yang sangat berani menampilkan nuansa-nuansa erotik, hal-hal yang
sensual bahkan seksual, yang justru lebih berani dibandingkan para sastrawan
seumumnya.
Adapun para
sastrawati Angkatan 2000 antara lain: Ayu Utami, Jenar Mahesa Ayu, Fira Basuki,
Herlinaties, Nukila Amal, Linda Kristianti, Ratih Kumala, Oka Rusmini, dan
lain-lain. Di antara mereka yang mengusung ideology kebebasan wanita (woman
libs) yang dulu pernah dilakukan oleh Nh. Dini (namun ungkapan-ungkapan Dini
tetap literik, tidak vulgar). Sebenarnya minus idiom-idiom vulgar karya mereka
termasuk berbobot, seperti juga prosa liris karya Linus Suryadi berjudul Pengakuan Pariyem . Di bagian-bagian tertentu
karya Jenar Mahesa Ayu dan Ayu Utami bahkan sangat puitis serta filosofis,
menampilkan ungkapan-ungkapan yang bernas dan cerdas, dengan
imajinasi-imajinasi yang kaya renungan, mungkin juga humanis dan religius. Jadi
mengandung hal-hal yang kontrovesial.
Nama ini
diberikan Korrie Layun Rampan pada sejumlah pengarang dan penyair yang telah
melahirkan wawasan estetik baru pada tahun 90-an. Korrie berkata, “ Afrizal
Malna melansir estetik baru yang digali dari sifat missal benda-benda dan
manusia yang dihubungkan dengan peristiwa tertentu dan interaksi missal.
Estetik missal ini merupakan penemuan Afrizal yang unik dalam sastra Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja
ciri-ciri puisi Angkatan 2000 dan contoh puisinya?
2.
Siapa saja
pengarang atau penyair Angkatan 2000?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
ciri-ciri puisi Angkatan 2000 dan contoh puisinya.
2.
Untuk mengetahui
pengarang atau penyair Angkatan 2000.
PEMBAHASAN
A.
Ciri – Ciri
Puisi Angkatan 2000
Sastra
Angkatan 2000 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Pilihan kata
diambil dan bahasa sehari-hari yang disebut bahasa “kerakyat jelataan”.
Contoh
puisinya :
Nagasari
membuka
kulit nagasari
isinya
bukan pisang
tapi
mayat anak gembala
yang
berseruling setiap senja
membuang
kulit nagasari
seorang
nahkoda memungutnya
dan
merobeknya jadi dua
separuh
buat peta
separuh
buat bendera kapal
(D.Zawawi Imron, Bulan Tertusuk
Lalang, hlm.45)
b. Mengandung revolusi tipografi atau tata wajah yang
bebas aturan dan cenderung ke puisi konkret.
Contoh
puisi :
Puisi Perjalanan
Hendaklah
puisiku lahir dari jalanan
Dari
desah nafas para pengemis gelandangan
Jangan
dari gedung-gedung besar
Dan
lampu gemerlapan
Para
pengemis yang lapar
Langsung
menjadi milik Tuhan
sebab
rintihan mereka
tak
lagi bisa mengharukan
Emha Ainun Najib
c. Penggunaan estetika baru yang disebut “antroporisme”
(gaya bahasa berupa penggantian tokoh manusia sebagai “aku lirik” dengan
benda-benda.
Contoh
puisi :
LIPU
Ketika
kereta satu-satunya telah bergerak
Pergi,
engkaupun sepi. Marilah
Dengan
gemetar: menunggu nasib hari demi hari
Ruang
tambah sukar dimengerti
Kereta
telah dipilihkan bagimu
Kereta
semu
Karya Emha Ainun Najib (dalam kumpulan Puisi Sesobek Buku Harian Indonesia)1972
Puisi tersebut dimuat di Basis, November 1973. Bentuknya lirik
dengan persona kedua engkau, mu
tetapi dapat dipastikan persona kedua itu merupakan refleksi persona pertama : aku lirik.
d. Penciptaan interaksi masal dan hal-hal yang bersifat
individual.
Contoh puisi :
Buat Mas Roedjito
kuterbangkan padamu
daun-daun kering pilu
(yang
dulu kaurengkuh
padaku sempat melepuh)
burung-burung tak sudi bermoncong peluru
makanya langit tetap satu warna dalam biru
(D.Zawawi Imron, Kujilat
Manis Empedu,2001)
e. Puisi-puisi profetik (keagamaan/religius) dengan
kecenderungan menciptakan pengembaraan yang lebih konkret melalui alam, rumput
atau daun-daun.
Contoh
Puisi :
Sembahyang Rumputan
Aku,
rumputan
Tak
pernah lupa sembahyang
Inna
Sholati wa nusuku
Wa
mahyaaya wa mammati
Lillahi
Robbil ‘alamin
Topan
melanda padang ilalang
Tubuhku
bergoyang-goyang
Tapi
tetap teguh dalam sembahyang
Dan
akarku yang mengurat di bumi
Tak
berhenti mengucap shalawat nabi
Ahmadun Y.
Herfanda
f.
Selaras dengan
bentuk tipografi baru, banyak diciptakan puisi dengan corak bait atau ‘nirbait’
(tidak menggunakan sistem pembuatan bait-bait).
Contoh
puisi :
DI BAWAH KIBARAN SARUNG
Di
bawah kibaran sarung anak-anak berangkat tidur
Ke
haribaan malam. Tidur mereka seperti tidur yang baka.
Tidur
yang dijaga dan disambangi seorang lelaki kurus
Dengan
punggung melengkung, mata yang dalam dan cekung
“Hidup
orang miskin!” pekiknya sambil membentangkan sarung
Karya Joko Pinurbo (1999)
g.
Penggunaan
citraan alam benda.
Contoh
puisi :
Bulan Tertusuk Lalang
bulan
rebah
angin
lelah di atas kandang
cicit
kelelawar
menghimbau
di ubun bukit
di
mana kelak kujemput anak cucuku
menuntun
sapi berpasang-pasangan
angin
termangu di pohon asam
bulan
tertusuk lalang
tapi
malam yang penuh belas kasihan
menerima
semesta baying-bayang
dengan
mesra menidurkannya
dalam
ranjang-ranjang nyanyian
(D. Zawawi Imron, Bulan Tertusuk
Lalang, hlm 47)
B. Penyair atau Pengarang Angkatan 2000
a.
Afrizal Malna,
penyair kelahiran Jakarta 7 Juni 1957 yang pernah mengenyam pendidikan di STF
Driyarkara ini menulis kumpulan sajak Abad
yang Berlari (1984) dan antologi puisinya Yang Berdiam dalam Mikrofon (1990).
b.
Emha Ainun Najib
dengan kumpulan puisinya Sesobek Buku
Harian Indonesia.
c.
D. Zawawi Imron
dilahirkan di Batang-batang, Sumenep, 19 September, terkenal sebagai penyair
otodikak berpendidikan pesantren asal Madura. Karya-karyanya berupa kumpulan
puisi : Madura, Akulah Lautmu (1978),
Bulan Tertusuk Lalang (1982), Madura, Akulah Darahmu (1999), Abad Yang Berlari.
d. Acep Zamzam Noor, berasal dari lingkungan Pondok
Cipasung, lahir di Tasikmalaya, 28 Februari 1960. Acep menulis antologi puisi Tamparlah Mukaku!, Aku Kini Doa, Kasidah
Sunyi, Dari Kota Hujan, Di Atas Umbia.
e. Wiji Thukul Wijaya, lahir di Solo, 26 Agustus 1963.
Puisinya yang terkenal berjudul Peringatan
dan antologi puisinya tahun 2000 Aku
Ingin Jadi Peluru, Mencari Tanah Lapang (1994), Tumis Kangkung Comberan (1996).
f.
K.H. Ahmad
Mustofa Bisri dengan kumpulan puisinya Ohoi
Puisi-puisi Balsem dan Gandrung.
g. Ahmadun Y. Herfanda dengan kumpulan puisinya Sembahyang Rumputan.
h.
Joko Pinurbo,
lahir di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, 11 Mei 1962, lulusan dari Sastra Indonesia
IKIP Sanata Dharma. Menulis kumpulan puisi Celana;
Di Bawah Kibaran Sarung; Pacar Kecilku; Kekasihku;Telepon Genggam (2006).
i.
Agus R.
Sarjono, lahir di Bandung, 27 Juli 1962, lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
IKIP Bandung. Karya-karyanya dimuat dalam antologi puisi tunggal dan bersama,
berjudul Suatu Cerita di Negeri Angin,
Keduri Air Mata(1994), Malam Seribu Bulan (1991), Mimbar Penyair Abad 21(1996).
PENUTUP
KESIMPULAN
Sastra
Angkatan 2000 ini banyak muncul pengarang wanita yang menulis melalui ungkapan
perasaan dan pikiran yang tajam dan bebas yang berani menampilkan nuansa erotic
yang sensual bahkan seksual, serta lebih berani dibandingkan para sastrawan
seumumnya. Adapun para sastrawati Angkatan 2000 antara lain: Ayu Utami, Jenar
Mahesa Ayu, Fira Basuki, Herlinaties, Nukila Amal, Linda Kristianti, Ratih
Kumala, Oka Rusmini, dan lain-lain. Di antara mereka yang mengusung ideology
kebebasan wanita (woman libs) yang dulu pernah dilakukan oleh Nh. Dini (namun
ungkapan-ungkapan Dini tetap literik, tidak vulgar). Di bagian-bagian tertentu
karya Jenar Mahesa Ayu dan Ayu Utami bahkan sangat puitis serta filosofis,
menampilkan ungkapan-ungkapan yang bernas dan cerdas, dengan
imajinasi-imajinasi yang kaya renungan, mungkin juga humanis dan religius. Jadi
mengandung hal-hal yang kontrovesial. Nama ini diberikan Korrie Layun Rampan
pada sejumlah pengarang dan penyair yang telah melahirkan wawasan estetik baru
pada tahun 90-an dalam bukunya berjudul Angkatan
2000 dalam Sastra Indonesia.
Adapun ciri-ciri puisi Angkatan 2000 diantaranya, (1)
Pilihan kata diambil dan bahasa sehari-hari yang disebut bahasa “kerakyat
jelataan”, (2) Mengandung revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan
dan cenderung ke puisi konkret, (3) Penggunaan estetika baru yang disebut
“antroporisme” (gaya bahasa berupa penggantian tokoh manusia sebagai “aku
lirik” dengan benda-benda, (4) Penciptaan interaksi masal dan hal-hal yang
bersifat individual, (5) Puisi-puisi profetik (keagamaan/religius) dengan
kecenderungan menciptakan pengembaraan yang lebih konkret melalui alam, rumput
atau daun-daun, (6) Selaras dengan bentuk tipografi baru, banyak diciptakan
puisi dengan corak bait atau ‘nirbait’ (tidak menggunakan sistem pembuatan
bait-bait) dan (7) Penggunaan citraan alam benda.
Pengarang atau penyair yang termasuk dalam Angkatan
2000 yaitu, Afrizal Malna, Emha Ainun Najib, D. Zawawi Imron, Acep Zamzam Noor,
Wiji Thukul Wijaya, K.H. Ahmad Mustofa Bisri, Ahmadun Y. Herfanda, dan Joko
Pinurbo.
DAFTAR PUSTAKA
Mujiayanto, Yant dan Amir Fuady.2008. Sejarah Sastra
Indonesia. Surakarta:Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS.
D. Zawawi Imron.2003. Kujilat
Manis Empedu. Yogyakarta: Gama Media.
A. Sayuti, Suminto.2010. Berkenalan Dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media.