Setiap manusia pasti mengalami berbagai lika-liku kehidupan.
Kadang-kadang berada di posisi bawah dan terkadang dalam posisi di atas. Itulah
keindahan kehidupan yang telah diatur oleh Allah Yang Maha Pencipta.
Sebagai makhluk ciptaan-Nya, kita harus menjalaninya dengan ikhlas dan selalu
bersyukur atas semua anugerah-Nya. Apabila sedang dalam posisi terpuruk, kita
harus berusaha untuk bangkit untuk menggapai keberhasilan. Kalau sedang berada
di puncak harus selalu melihat ke bawah dan berusaha mencapai puncak yang lebih
tinggi. Setiap manusia pasti menginginkan yang terbaik untuk dirinya.
Namun, apa yang kita cita-citakan tak semudah kita
membalikkan telapak tangan untuk menggapainya. Kadang-kadang kita harus
mencari jalan lain untuk bisa sampai ke tempat yang kita inginkan. Bahkan tak
jarang ketika kita menemukan jalan pintas dan memasukinya dengan sangat
bersemangat. Pada kesempatan yang lain malah jalan buntu yang kita temukan. Hal
itu berarti bahwa apa yang terjadi tak selalu sama seperti yang kita harapkan.
Untuk meraih kesuksesan memerlukan perjuangan yang keras dan
panjang. Tidak ada suatu perjuangan yang bisa diraih secara instan.
Selalu ada nilai-nilai perjuangan dari suatu usaha dalam meraih
kesukesesan. Kita harus melihat lingkungan di sekitar kita. Seseorang akan
dapat menggapai suatu kesuksesan apabila memperoleh dukungan dari lingkungan
sekitarnya, baik lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, maupun lingkungan
kerja/pendidikan. Kita juga harus turut bersyukur jika orang lain berhasil
meraih kesuksesan. Harus bisa berbesar hati dalam menyikapi sukses yang diraih
orang lain, karena sukses orang lain dan sukses kita mungkin membutuhkan waktu,
cara dan jalan yang berbeda, sehingga jangan silau dengan kesuksesan yang telah
diraih oleh orang lain. Lebih baik kita memiliki jati diri dan tidak
merasa iri hati atas kesuksesan orang lain. Selalu berusaha menjadikan
kesuksesan orang lain untuk motivasi diri kita dalam meraih sukses Namun,
sebaliknya tidak sedikit orang yang merasa tidak senang dengan kesuksesan yang
kita raih. Mereka marasa dengki dan iri dengan kesuksesan kita. Sifat dengki
dan iri hati adalah penyakit sosial yang sangat berbahaya, Tidak hanya
berdampak negatif pada orang lain, sifat dengki dan iri ini juga berakibat buruk
pada pelakunya. Contohnya, si kepiting. Senang melihat orang lain susah, dan
susah melihat orang lain senang
Pernahkah kita melihat tingkah laku para kepiting yang
dimasukkan satu wadah? Timbul pertanyaan dalam diri kita. Mengapa wadah
tersebut tidak ditutup? Apakah sang pemilik tidak khawatir kalau kepiting
yang ada dalam wadah itu keluar? Kalau kita cermati, kepiting yang ada
dalam wadah semuanya dengan sekuat tenaga berusaha untuk keluar. Kalau
ada salah satu di antara mereka ada yang mau keluar, maka yang lain akan
menarik ke dasar wadah lagi, begitu seterusnya sehingga tak ada satupun
kepiting yang bisa keluar. Sifat kepiting itu ada dalam diri manusia.
Pertanda seseorang berwatak “kepiting”:
Selalu mengingat kesalahan pihak lain bisa orang lain atau situasi
dan kondisi masa lalu menjadikannya sebagai suatu prinsip/pedoman dalam
bertindak;
Banyak mengkritik orang lain tetapi ia tidak berusaha
mengubah dirinya;
Senang membicarakan kejelekan orang lain tapi tidak
introspeksi terhadap keburukan dirinya sehingga ia hanya sibuk seperti kepiting
yang menarik teman-temannya yang akan keluar dari wadah dan melupakan usaha
untuk meloloskan dirinya.
Belajar dari tingkah laku kepiting itu dapat kita ambil
pelajaran bahwa kepiting tidak rela kalau di antara mereka ada yang meraih
sukses, apabila ada teman mereka yang akan sukses maka yang lain akan
menjatuhkannya. Kita harus bisa belajar pada sifat jelek kepiting, bahwa sukses
itu adalah hak setiap orang. Sebagai orang yang berada di lingkungan
sekitarnya, janganlah kita berusaha untuk menjatuhkannya. Sedapat mungkin kita
membantunya sesuai dengan kadar kemampuan kita.. Kita akan bisa meraih sukses
yang sama kalau kita bisa belajar dari kesuksesan itu.
Pernah kita mengamati cara kepiting berjalan? Cara kepiting
berjalan itu ke arah samping. Walaupun ada makanan di hadapannya, sang
keptiting tetap harus berputar dulu untuk memakan makanan itu. Setelah
berputar, barulah dia dapat memakan makanan yang tadi tepat ada didepannya.
Perjuangan seekor kepiting inilah yang hendaknya kita jadikan perbandingan
antar seorang manusia dan seekor binatang. Jadi, sebagai makhluk paling
sempurna yang diciptakan-Nya kita harus mengikuti garis hidup kita. Kita
tetap harus menjalankan tugas dan kewajiban kita sebagai makhluk Allah S.W.T.
Kita harus bisa bangkit kembali ketika kita terpuruk, dan sedapat mungkin
bertahan di puncak kehidupan ketika berada di atas. Yang terpenting adalah kita
harus selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki. Namun, tetap terus berusaha
untuk menggapai yang lebih tinggi.
Kesuksesan akan datang kalau kita bisa menyadari bahwa di
dalam suatu kehidupan ada suatu persaingan. Yang penting bukan siapa yang
menang, namun terlebih penting dari itu seberapa jauh kita bisa mengembangkan
diri kita seutuhnya. Jika kita berkembang, kita mungkin bisa menang atau bisa
juga kalah dalam suatu persaingan, namun yang pasti kita menang dalam kehidupan
ini.
Semoga kita menjadi orang yang selalu bersyukur kepada Allah
S.W.T dan berhasil meraih kesuksesan serta tidak merasa dengki dan iri hati
terhadap kesuksesan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar