Selasa, 22 Januari 2013

Analisis Puisi Angkatan 2000


Analisis Puisi Tahun 2000
Dosen Pengampu: Wachid Eko Purwanto, S.Pd

Disusun Oleh :
1.      Larissa Amadea Pudyastuti     
2. Aini Istiqomah
3 Niken Astuti
4 Ina Mufihat
5 Rifka 

KELAS : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2013

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan lahir dan batin kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Apresiasi Puisi ini dengan baik dan tepat waktu.
            Terima kasih kepada bapak dosen pengampu mata kuliah Apresiasi Puisi, yang telah menuntun dan membimbing kami dalam menyusun makalah ini dengan materi-materi yang semoga dapat memberi manfaat kepada pembacanya. Amin. Ucapan terima kasih juga kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah “Ciri-Ciri Puisi Angkatan 2000 dan Pengarangnya”.
            Tidak ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Begitu juga dengan makalah ini, baik dari segi isi, maupun dari segi penampilan yang mungkin kurang sesuai ataupun tidak menarik pembaca. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca untuk dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada di dalam makalah ini demi kesempurnaan tugas-tugas makalah selanjutnya.


Yogyakarta, 19 Desember 2012


Penyusun




           
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sastra Angkatan 2000 atau sering disebut dengan sastra mutakhir (Dekade 90-an dan Angkatan 2000). Memasuki era Reformasi yang sangat anti KKN dan praktik otoriter, penuh kebebasan ekspresi dan pemikiran, mengandung renungan religiusitas dan nuansa-nuansa sufistik. Menampilkan euphoria menyuarakan hati nurani dan akal sehat untuk pencerahan kehidupan multidimensional. Pada masa angkatan 2000 ini banyak sekali muncul pengarang wanita. Mereka umumnya menulis dengan ungkapan perasaan dan pikiran yang tajam dan bebas. Ada di antara mereka yang sangat berani menampilkan nuansa-nuansa erotik, hal-hal yang sensual bahkan seksual, yang justru lebih berani dibandingkan para sastrawan seumumnya.
Adapun para sastrawati Angkatan 2000 antara lain: Ayu Utami, Jenar Mahesa Ayu, Fira Basuki, Herlinaties, Nukila Amal, Linda Kristianti, Ratih Kumala, Oka Rusmini, dan lain-lain. Di antara mereka yang mengusung ideology kebebasan wanita (woman libs) yang dulu pernah dilakukan oleh Nh. Dini (namun ungkapan-ungkapan Dini tetap literik, tidak vulgar). Sebenarnya minus idiom-idiom vulgar karya mereka termasuk berbobot, seperti juga prosa liris karya Linus Suryadi berjudul Pengakuan Pariyem . Di bagian-bagian tertentu karya Jenar Mahesa Ayu dan Ayu Utami bahkan sangat puitis serta filosofis, menampilkan ungkapan-ungkapan yang bernas dan cerdas, dengan imajinasi-imajinasi yang kaya renungan, mungkin juga humanis dan religius. Jadi mengandung hal-hal yang kontrovesial.
Nama ini diberikan Korrie Layun Rampan pada sejumlah pengarang dan penyair yang telah melahirkan wawasan estetik baru pada tahun 90-an. Korrie berkata, “ Afrizal Malna melansir estetik baru yang digali dari sifat missal benda-benda dan manusia yang dihubungkan dengan peristiwa tertentu dan interaksi missal. Estetik missal ini merupakan penemuan Afrizal yang unik dalam sastra Indonesia.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa saja ciri-ciri puisi Angkatan 2000 dan contoh puisinya?
2.    Siapa saja pengarang atau penyair Angkatan 2000?
C.       Tujuan
1.    Untuk mengetahui ciri-ciri puisi Angkatan 2000 dan contoh puisinya.
2.    Untuk mengetahui pengarang atau penyair Angkatan 2000.




















PEMBAHASAN

A.      Ciri – Ciri Puisi Angkatan 2000
Sastra Angkatan 2000 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Pilihan kata diambil dan bahasa sehari-hari yang disebut bahasa “kerakyat jelataan”.
Contoh puisinya :
Nagasari
membuka kulit nagasari
isinya bukan pisang
tapi mayat anak gembala
yang berseruling setiap senja

membuang kulit nagasari
seorang nahkoda memungutnya
dan merobeknya jadi dua
separuh buat peta
separuh buat bendera kapal
(D.Zawawi Imron, Bulan Tertusuk Lalang, hlm.45)
b.    Mengandung revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan dan cenderung ke puisi konkret.
Contoh puisi :
Puisi Perjalanan
Hendaklah puisiku lahir dari jalanan
Dari desah nafas para pengemis gelandangan
Jangan dari gedung-gedung besar
Dan lampu gemerlapan

Para pengemis yang lapar
Langsung menjadi milik Tuhan
sebab rintihan mereka
tak lagi bisa mengharukan
Emha Ainun Najib
c.    Penggunaan estetika baru yang disebut “antroporisme” (gaya bahasa berupa penggantian tokoh manusia sebagai “aku lirik” dengan benda-benda.
Contoh puisi :
LIPU
Ketika kereta satu-satunya telah bergerak
Pergi, engkaupun sepi. Marilah
Dengan gemetar: menunggu nasib hari demi hari

Ruang tambah sukar dimengerti
Kereta telah dipilihkan bagimu
Kereta semu
            Karya Emha Ainun Najib (dalam kumpulan Puisi Sesobek Buku Harian Indonesia)1972
Puisi tersebut dimuat di Basis, November 1973. Bentuknya lirik dengan persona kedua engkau, mu tetapi dapat dipastikan persona kedua itu merupakan refleksi persona pertama : aku lirik.
d.   Penciptaan interaksi masal dan hal-hal yang bersifat individual.
Contoh puisi :
Buat Mas Roedjito
kuterbangkan padamu
daun-daun kering pilu
                        (yang dulu kaurengkuh
                         padaku sempat melepuh)

burung-burung tak sudi bermoncong peluru
makanya langit tetap satu warna dalam biru
(D.Zawawi Imron, Kujilat Manis Empedu,2001)
e.    Puisi-puisi profetik (keagamaan/religius) dengan kecenderungan menciptakan pengembaraan yang lebih konkret melalui alam, rumput atau daun-daun.
Contoh Puisi :
Sembahyang Rumputan
Aku, rumputan
Tak pernah lupa sembahyang
Inna Sholati wa nusuku
Wa mahyaaya wa mammati
Lillahi Robbil ‘alamin

Topan melanda padang ilalang
Tubuhku bergoyang-goyang
Tapi tetap teguh dalam sembahyang
Dan akarku yang mengurat di bumi
Tak berhenti mengucap shalawat nabi
Ahmadun Y. Herfanda
f.       Selaras dengan bentuk tipografi baru, banyak diciptakan puisi dengan corak bait atau ‘nirbait’ (tidak menggunakan sistem pembuatan bait-bait).
Contoh puisi :
DI BAWAH KIBARAN SARUNG
Di bawah kibaran sarung anak-anak berangkat tidur
Ke haribaan malam. Tidur mereka seperti tidur yang baka.
Tidur yang dijaga dan disambangi seorang lelaki kurus
Dengan punggung melengkung, mata yang dalam dan cekung
“Hidup orang miskin!” pekiknya sambil membentangkan sarung
Karya Joko Pinurbo (1999)
g.      Penggunaan citraan alam benda.
Contoh puisi :
Bulan Tertusuk Lalang
bulan rebah
angin lelah di atas kandang

cicit kelelawar
menghimbau di ubun bukit
di mana kelak kujemput anak cucuku
menuntun sapi berpasang-pasangan

angin termangu di pohon asam
bulan tertusuk lalang

tapi malam yang penuh belas kasihan
menerima semesta baying-bayang
dengan mesra menidurkannya
dalam ranjang-ranjang nyanyian
(D. Zawawi Imron, Bulan Tertusuk Lalang, hlm 47)
B.  Penyair atau Pengarang Angkatan 2000
a.       Afrizal Malna, penyair kelahiran Jakarta 7 Juni 1957 yang pernah mengenyam pendidikan di STF Driyarkara ini menulis kumpulan sajak Abad yang Berlari (1984) dan antologi puisinya Yang Berdiam dalam Mikrofon (1990).
b.      Emha Ainun Najib dengan kumpulan puisinya Sesobek Buku Harian Indonesia.
c.       D. Zawawi Imron dilahirkan di Batang-batang, Sumenep, 19 September, terkenal sebagai penyair otodikak berpendidikan pesantren asal Madura. Karya-karyanya berupa kumpulan puisi : Madura, Akulah Lautmu (1978), Bulan Tertusuk Lalang (1982), Madura, Akulah Darahmu (1999), Abad Yang Berlari.
d.      Acep Zamzam Noor, berasal dari lingkungan Pondok Cipasung, lahir di Tasikmalaya, 28 Februari 1960. Acep menulis antologi puisi Tamparlah Mukaku!, Aku Kini Doa, Kasidah Sunyi, Dari Kota Hujan, Di Atas Umbia.
e.       Wiji Thukul Wijaya, lahir di Solo, 26 Agustus 1963. Puisinya yang terkenal berjudul Peringatan dan antologi puisinya tahun 2000 Aku Ingin Jadi Peluru, Mencari Tanah Lapang (1994), Tumis Kangkung Comberan (1996).
f.        K.H. Ahmad Mustofa Bisri dengan kumpulan puisinya Ohoi Puisi-puisi Balsem dan Gandrung.
g.      Ahmadun Y. Herfanda dengan kumpulan puisinya Sembahyang Rumputan.
h.      Joko Pinurbo, lahir di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, 11 Mei 1962, lulusan dari Sastra Indonesia IKIP Sanata Dharma. Menulis kumpulan puisi Celana; Di Bawah Kibaran Sarung; Pacar Kecilku; Kekasihku;Telepon Genggam (2006).
i.        Agus R. Sarjono, lahir di Bandung, 27 Juli 1962, lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra IKIP Bandung. Karya-karyanya dimuat dalam antologi puisi tunggal dan bersama, berjudul Suatu Cerita di Negeri Angin, Keduri Air Mata(1994), Malam Seribu Bulan (1991), Mimbar Penyair Abad 21(1996).


PENUTUP
KESIMPULAN

            Sastra Angkatan 2000 ini banyak muncul pengarang wanita yang menulis melalui ungkapan perasaan dan pikiran yang tajam dan bebas yang berani menampilkan nuansa erotic yang sensual bahkan seksual, serta lebih berani dibandingkan para sastrawan seumumnya. Adapun para sastrawati Angkatan 2000 antara lain: Ayu Utami, Jenar Mahesa Ayu, Fira Basuki, Herlinaties, Nukila Amal, Linda Kristianti, Ratih Kumala, Oka Rusmini, dan lain-lain. Di antara mereka yang mengusung ideology kebebasan wanita (woman libs) yang dulu pernah dilakukan oleh Nh. Dini (namun ungkapan-ungkapan Dini tetap literik, tidak vulgar). Di bagian-bagian tertentu karya Jenar Mahesa Ayu dan Ayu Utami bahkan sangat puitis serta filosofis, menampilkan ungkapan-ungkapan yang bernas dan cerdas, dengan imajinasi-imajinasi yang kaya renungan, mungkin juga humanis dan religius. Jadi mengandung hal-hal yang kontrovesial. Nama ini diberikan Korrie Layun Rampan pada sejumlah pengarang dan penyair yang telah melahirkan wawasan estetik baru pada tahun 90-an dalam bukunya berjudul Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia.
Adapun ciri-ciri puisi Angkatan 2000 diantaranya, (1) Pilihan kata diambil dan bahasa sehari-hari yang disebut bahasa “kerakyat jelataan”, (2) Mengandung revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan dan cenderung ke puisi konkret, (3) Penggunaan estetika baru yang disebut “antroporisme” (gaya bahasa berupa penggantian tokoh manusia sebagai “aku lirik” dengan benda-benda, (4) Penciptaan interaksi masal dan hal-hal yang bersifat individual, (5) Puisi-puisi profetik (keagamaan/religius) dengan kecenderungan menciptakan pengembaraan yang lebih konkret melalui alam, rumput atau daun-daun, (6) Selaras dengan bentuk tipografi baru, banyak diciptakan puisi dengan corak bait atau ‘nirbait’ (tidak menggunakan sistem pembuatan bait-bait) dan (7) Penggunaan citraan alam benda.
Pengarang atau penyair yang termasuk dalam Angkatan 2000 yaitu, Afrizal Malna, Emha Ainun Najib, D. Zawawi Imron, Acep Zamzam Noor, Wiji Thukul Wijaya, K.H. Ahmad Mustofa Bisri, Ahmadun Y. Herfanda, dan Joko Pinurbo.


DAFTAR PUSTAKA

Mujiayanto, Yant dan Amir Fuady.2008. Sejarah Sastra Indonesia. Surakarta:Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS.
D.  Zawawi Imron.2003. Kujilat Manis Empedu. Yogyakarta: Gama Media.
A.  Sayuti, Suminto.2010. Berkenalan Dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar